Berjuang Merubah Mindset

Ibu Rostani

Stimulate Better Parents (SBP);
Celengan, Jateng.

“Menjadi ayah itu panggilan, menjadi ibu juga panggilan. Tapi, menanamkan kesadaran bahwa menjadi orang tua adalah sebuah tanggung jawab dan bukan beban, itu tidak mudah!”

Kami berbicara bahwa pohon akasia yang rimbun di halaman Future Center dusun Celengan; siang itu terik tapi semilir angin sesekali datang dan Ibu Guru Rostani memulai kisahnya ditemani secangkir kopi.

Tugasnya tak mudah, ia melayani Future Center untuk program SBP (Stimulate Better Parents); melayani para orang tua, yang sedang mengandung, sampai yang anaknya berusia dua tahun.

“Yang membedakan pelayanan kami dengan posyandu adalah; kalau posyandu hanya ke fisik seperti gizi dan kesehatan, sedangkan SBP secara holistik, sampai ke pola asuh, bagaimana hubungan orang tua dengan anak terjalin,” terang Rostani.

Usia anak 0-2 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan, adalah masa-masa yang perlu penenangan yang tepat dan benar. Di SBP yang kita sasar tentu orang tuanya, memberi pengetahuan kepada mereka agar mereka dapat dengan benar memperlakukan buah hati mereka.

Para orang tua muda hanya mengikuti pola, apa yang diturunkan dari orang tuanya diturunkan lagi kepada anaknya, walaupun tidak semuanya benar.

Kebanyakan ibu-ibu kerja di pabrik atau perkebunan di sekitar desa, dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, sementara bapak-bapak serabutan menjadi buruh di mana-mana dan jarang di rumah, anak-anak dititipkan sama kakek-neneknya.

Dari sinilah pangkal permasalahan dimulai. Kita tidak bisa bermimpi mempunyai generasi yang diharapkan di masa depan jika anak-anak tidak ditangani dengan benar di usia awal kehidupan mereka.

Rostani menghela nafas, matanya terpejam merasakan hembusan angin yang lewat. “Jadi orang orang tua itu panggilan. Makanya, kami berusaha menciptakan orang tua yang punya hati dan punya mindset bahwa menjadi orang tua adalah sebuah tanggungjawab, bukan beban. Itu yang sedang kami upayakan untuk menerobos pola pikir para ortu di desa,” jelas Rostani setelah ia membuka mata.

Saat ini ada 14 ibu-ibu yang ikut kelas SBP di Future Center, dua di antaranya sedang mengandung. “Kami berupaya meyakinkan bahwa parenting adalah pengetahuan sangat penting yang harus diketahui orang tua. Kalau sudah tahu mereka tentu akan antusias, tapi kalau belum tahu ya daripada repot-repot bawa anaknya ikut SBP mending dibobo’in di rumah lalu ditinggal kerja. Gitu kan?” kali ini Rostani tertawa renyah.

Seorang ibu sedang mengantarkan anaknya ke Sekolah
Seorang ibu sedang mengantarkan anaknya ke Sekolah

Sebenarnya apa yang ditemui Rostani? Seperti apa pemahaman orang desa akan pola asuh?

“Ketika anak dititipkan kepada kakek-neneknya, nah si mbah ini kan yang penting anak dikasih makan, minum, sudah… sementara interaksi ortu dengan anak sendiri jarang, karena pulang malam dan capek, kedekatan dengan anak hampir tidak ada,” lanjut Rostani. Para orang tua di desa belum paham bahwa mengajak anak bermain adalah suatu stimulasi yang baik untuk perkembangan otak, tambahnya.

Kadang beranggapan membiarkan anak bermain sendiri itu baik, padahal kan semestinya tidak, ini karena mereka tidak tau kalau untuk anak usia di bawah dua tahun, orang tua justru adalah salah satu “sarana bermain” yang paling tepat. “Apakah dipanjatin, jadi kuda-kudaan, jadi ayunan, itu adalah hal yang bisa mengembangkan sistem otak anak,” katanya lagi.

Yang perlu dipahami orang tua selain itu adalah sentuhan dan kontak langsung dengan anak. Mereka malah bangga jika bisa bayar pengasuh untuk anaknya, konsep itu yang harus diubah, lanjutnya. “Kami katakan, jika penghasilan suami bisa mencukupi, ya istri tidak usah kerja, agar anak yang di usia 0-2 tahun bisa diasuh ibunya, nanti kalau sudah lewat itu ya mau kerja lagi ya tidak apa-apa, setidaknya dalam masa “golden age” mereka didampingi orang tua kandungnya,” tegas Rostani.

Banyak hal yang akan kami ajarkan dalam kelas pola asuh di SBP Future Center, tapi itu semua akan mudah diajarkan dan dipahami para ortu jika konsep berpikir mereka tentang hubungan dengan anak itu telah berubah. Tapi saya optimis akan berhasil meski berjalan perlahan, karena memang di desa juga masalahnya rumit seperti desakan ekonomi, kemiskinan, kurang pendidikan, dan lain-lain.

Leadership from the Womb menjadi dasar program ini, bahwa seorang pemimpin itu dipersiapkan sejak dari dalam kandungan. Sehingga untuk mendukung Future Center yang hendak menghasilkan ribuan pemimpin benar di masa depan, maka pekerjaan ini dimulai dari Stimulate Better Parents.


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di https://bit.ly/DataSponsor-FC

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry