Oleh: Lisanasanti, MACE
Ketika mempelajari cara bekerjanya otak manusia, salah satu yang didapat adalah, ketika kita bergembira maka sel-sel otak kita dirangsang untuk bekerja. Sehingga kemampuan berpikir kita akan bertambah. Seperti kata Amsal, hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Demikian pula dengan cara anak-anak belajar, ketika mereka gembira dan senang untuk belajar, maka kemampuannya bertambah. Anak yang senang belajar akan sangat mudah untuk diajar. Dia akan lebih berkonsentrasi dan lebih mudah menyerap pelajaran.
Menimbulkan kesukaan belajar:
Sejak anak-anak masih kecil, ciptakan simulasi-simulasi menyenangkan dalam mengajar anak. Orang tua secara aktif mengajarkan berbagai hal kepada anak, dengan cara yang menyenangkan bukan sebagai keharusan.
Derek adalah seorang anak yang terlahir buta dan lumpuh, menjadi seorang musikus handal, karena sejak berumur satu tahun orang tuanya memperkenalkannya pada piano, dan ternyata Derek memiliki bakat musik yang luar biasa. Derek bukan saja berprestasi di musik, tapi dia berhasil dalam semua bidang sekolahnya sampai kuliah di universitas. Jadikan belajar sebagai kegiatan menyenangkan dalam keluarga.
Mengamati, bermain bersama anak-anak akan membuat kita mengenal mereka. Baik sifat, kesukaan, atau minatnya.
Dengan mengenali, kita akan dapat menolong dan mengarahkan anak belajar sesuai minatnya. Misalnya anak kita suka melukis, kita bisa memfasilitasi untuk dapat mengembangkan kemampuannya.
Ada kesaksian dari seorang ibu yang mengumpulkan gambar-gambar buatan anaknya sejak SD sampai SMA, dan ketika mau kuliah, anak tersebut mendapat bea siswa karena pihak universitas melihat gambar-gambar karya anak tersebut sejak kecil. Ketika seorang anak dihargai minatnya, dia akan senang dan bangga dan dia akan punya dasar semangat belajar yang baik.
Kesan pertama sangat penting, kata iklan sebuah produk. Demikian juga dengan sekolah awal, seperti PAUD atau TK. Memilih sekolah yang tepat sangat penting, karena kesan pertama anak terhadap sekolah menentukan sikapnya kemudian. PAUD atau TK atau kelas 1 SD, sama seperti iklan sekolah. Kalau semasa di PAUD atau SD kelas 1 anak mendapatkan guru, suasana, yang menyenangkan, dia akan berpikir bahwa sekolah dan belajar itu menyenangkan. Tapi kalau ketika di PAUD, anak merasa tertekan dan merasa sekolah adalah beban, maka kesan itu mungkin akan terbawa sampai dia besar.
Si anak akan memandang sekolah sebagai kewajiban yang membebani, bukan kesempatan belajar yang menyenangkan.
“SEMUA BERAWAL DARI HATI. KETIKA ANAK MERASA AMAN, SENANG, DAN DIHARGAI, MAKA SEGALA POTENSI YANG TUHAN BERIKAN AKAN MENCAPAI KAPASITAS MAKSIMAL.”
* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.
*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.
Sponsori seorang anak desa di
Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos
WA: https://wa.me/6285101294002
Instagram: pesat_ministry
Untuk menginformasikan donasi anda silahkan hubungi kami di 0851 0029 4001 (Senin s/d Jumat, jam 9.00-17.00) atau kirim e-mail ke pesatjkt@gmail.com