Remaja Dan Kemandirian

Oleh: Lisanasanti, MACE

Ketika anak-anak kita beranjak remaja, maka akan terasa ada perubahan dalam aura di rumah kita. Suara baritone mulai terdengar dari remaja laki-laki dan kegelisahan dengan jerawat-jerawat menjadi bagian dari komunikasi keluarga.

Anak-anak yang beranjak remaja mengalami perubahan eksplisit, baik dalam jasmani, emosi, pemikiran. Mereka bukan anak kecil lagi dan tentu menolak diperlakukan seperti anak kecil. Keingintahuan akan hal-hal baru semakin berkembang dan pencarian jati diri dimulai.

Sebagian orang tua menyadari perubahan ini, tetapi tidak siap untuk menyikapinya dengan bijak. Sehingga menjadi fenomena umum adanya pertentangan antara remaja dan orang tua.

Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian adalah kemandirian. Ketika anak-anak beranjak remaja, sisi kemandirian muncul dan berkembang dalam dimensi yang berbeda. Kadang ini ditafsirkan sebagai keinginan untuk bebas, tapi sebenarnya ini adalah pertumbuhan kemandirian dalam diri seseorang. Beberapa remaja mulai menyampaikan keinginan untuk punya kamar sendiri, belajar naik motor, supaya bebas berpergian sendiri dll.

Suatu kali, anak perempuan saya yang waktu itu duduk di kelas 7, pulang dari sekolah dan bercerita bahwa teman-teman perempuannya tadi cerita tentang pacar-pacar mereka. Ada yang pernah pacaran 2 kali, 4 kali , bahkan ada yg sudah 7 kali. Saya berkomentar, pacaran model apa ya, umur 12 tahun sudah 7 kali ganti pacar? Tapi kemudian saya menyadari, itu juga bentuk kemandirian remaja yang ingin memiliki seseorang dan merasa berarti dengan memiliki.

Bagaimana kita sebagai orang tua dapat menolong anak-anak remaja kita berkembang mandiri secara positif:

  1. Beri ruang pada mereka untuk berubah, berkembang, bahkan beri ruang untuk berbuat salah atau gagal. Karena semua adalah proses mereka untuk belajar mandiri.
  2. Batasan-batasan yang jelas harus ditetapkan, supaya mereka terus belajar membedakan mana yang salah dan mana yang benar.
  3. Melatih mereka untuk memilih dan mengambil keputusan. Dampingi dalam mempertimbangkan, tapi biarkan mereka memilih dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang mereka ambil.
  4. Ketika anak-anak berubah, pola asuh orang tua juga harus berubah. Kita tidak mungkin mengasuh anak remaja seperti anak balita. Kekuatan pengaruh kita bukan dengan cara otoriter, tapi dengan kekuatan hubungan. Orang tua anak remaja harus rela mundur selangkah dalam hal-hal yang mendominasi kekuasaan atas hidup anaknya.
  5. Berkenalan dengan teman-teman anak anda, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, tanpa bermaksud menghakimi siapapun. Supaya kita tahu dengan siapa dia menggunakan hak kebebasannya.
  6. Berikan otonomi dalam mengatur hidupnya secara bertahap.
  7. Memberikan waktu dan membangun komunikasi dengan tepat. Jadilah remaja supaya dapat berkomunikasi dengan anak remajamu.

Ada satu masa dalam hidup, di mana kita harus melepas anak-anak untuk pergi, menjalani kehidupan mereka sendiri. Kemandirian adalah salah satu modal penting untuk kita bisa melepas mereka dengan lega.

Kemandirian remaja yang kadang diidentikkan dengan keinginan untuk bebas, dilihat dari dua sisi yang berbeda. Bagi remaja sendiri menganggap hal ini keren, mereka bukan anak-anak lagi dan bebas menentukan langkah sendiri. Orang tua, kadang memiliki pandangan yang berbeda. Muncul berbagai kekuatiran untuk memberikan kebebasan, selalu was-was kebebasan yang diberikan disalahgunakan.

Fase kemandirian atau keinginan bebas di masa remaja adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan sebenarnya tidak perlu dihindari, tapi tugas kita untuk mendampingi anak-anak kita melewati masa-masa ini dengan baik dan menjadikannya sebagai landasan yang kuat menuju kedewasaan.

“Bila aku menjadi sebatang pohon, kau adalah akarnya. Menjadi penahan yang kokoh pada tempatku berpijak.

Dari sebulir benih kecil, tumbuh menjadi sebatang pohon yang besar dan kokoh.

Kutempuh segala daya upaya hanya untuk mengatakan: Terima kasih, kau telah menjadi ibu yang luar biasa.”                                        

(puisi dari seorang remaja putra untuk ibunya)


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di https://bit.ly/DataSponsor-FC

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry