Warisan Untuk Papua

(By Lisanasanti, MACE)

“Dari dulu saya ingin anak-anak ini punya sekolah yang bagus…, tapi biasanya sekolah yang bagus itu kan mahal, jadi mereka tak mungkin bisa masuk. Tapi sekolah bagus yang Tuhan dirikan itu pasti mereka bisa masuk!,” baris-baris kalimat itu mengalir penuh emosi dari Lisanasanti, MACE – seorang pelayan anak PESAT di kota Sentani, Papua.

“Sekolah PAUD ini hasil doa sekian lama…,” lanjut Ibu Guru Lisanasanti bercerita tentang PAUD Tunas Kudus yang ia dirikan diantara rumah-rumah barak terbuat dari papan di tepi kota kecil Sentani, Papua. Murid-muridnya adalah anak-anak yang berasal dari berbagai kabupaten di pedalaman yang turut orang tua mereka urbanisasi ke kota.

Kota maju pesat, sementara daerah pedalaman tidak terjamah,  akhirnya terjadi kesenjangan pembangunan…, itulah mengapa kemudian ada arus orang-orang dari pedalaman berdatangan ke kota. “Kebanyakan mereka ingin sekali sekolah…,” terang Lisanasanti.  Karena di pedalaman sekolah yang baik itu jarang, kadang-kadang sekolahnya ada tapi gurunya tidak, bahkan banyak yang datang ke kami minta dibuatkan sekolah karena di daerahnya tidak ada sekolah sama sekali. Orang-orang dari pedalaman itu semangat juangnya untuk bersekolah tinggi sekali, pujinya.

Saya percaya bahwa semua anak itu pintar, jadi saya percaya kalau mereka diberikan kesempatan untuk belajar di tempat yang baik pasti mereka juga bisa memaksimalkan potensinya.

“Saya 18 tahun di Papua dan selalu bikin sekolah, jadi saya tahu anak-anak Papua itu punya banyak keterbatasan,” jelas Lisanasanti.

Setelah mereka dilahirkan, sambungnya, biasanya ditaruh di noken dan dibawa ke kebun, ke mana-mana, tapi sayangnya, hampir tidak pernah diajak bicara.

Di periode emas itu anak-anak tidak distimulasi, padahal cara kerja otak itu kan berkembang karena ada stimulan… sehingga saling bertautan satu sama lain… dan ini yang mereka tidak dapatkan… Begitu pun dengan masalah gizi… saya beberapa kali bawa anak-anak yang sakit ke dokter, HB mereka ada yang 1, ada yang 4…, itu rendah sekali, sampai dokter juga bingung… kok bisa hidup ya anak dengan HB 1 ya? Itu kan artinya darah mereka sedikit sekali, padahal dalam masa pertumbuhan, darah sangat dibutuhkan karena darahlah yang membawa oksigen, membawa gizi ke seluruh tubuh… kalau dalam masa pertumbuhan darahnya sedikit, berarti gizi dan oksigen yang dibawa ke otak pun sedikit.

“Jadi dokter bilang, Lisa, kalau kamu ketemu anak ini sudah usia PAUD atau sudah usia SD, kamu sudah terlambat.. karena otaknya sudah tertutup…,” ulang Lisanasanti. Tapi, saya percaya anak-anak itu kan tidak minta dilahirkan dalam kondisi yang seperti itu, jadi pasti ada belas-kasihan Tuhan.  Saya yakin ada mujizat Tuhan. Tapi kita juga harus berhikmat… dan itu lah sebabnya saya membuat satu sekolah PAUD riset… Saya mencoba menerapkan satu sistem yang baru dan kami teliti perkembangan mereka.

Jadi karena mereka tidak distimulasi otaknya saat masa-masa awal kehidupan, menurut pengamatan saya selama ini, biasanya agak susah kalau mereka belajar beberapa mata pelajaran dalam satu hari.  Jadi kami tetapkan satu hari belajar satu mata pelajaran saja, tetapi seimbang antara teori dan praktek. Anak-anak Papua memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi, jadi itu yang juga kami manfaatkan. Kinestetik mereka harus dikembangkan dan dengan cara seperti itu otak mereka bisa berkerja dengan lebih baik.

Itulah mengapa saya sebut PAUD riset, jadi berharap bisa menyumbangkan sedikit untuk dunia pendidikan Papua, kalau memang benar ada cara khusus untuk membawa anak-anak ini ke puncak potensi mereka, papar Lisa. Karena saya meyakini ini dari Tuhan, saya mengasihi orang Papua, tapi Tuhan jauh lebih mengasihi mereka… 18 tahun lalu saya pernah mendirikan sekolah berasrama di pegunungan, saya tidak pernah melihat mereka tertawa, jadi saya berdoa, Tuhan, saya ingin melihat anak-anak ini tertawa dengan ceria… dan Tuhan sudah kabulkan itu.

“Tapi kali ini, harapan saya adalah kelak mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang berkarakter. Sehingga anak-anak Papua akan dikenal bukan hanya karena pintar, tapi karena karakter yang baik,” doa Ibu Guru Lisanasanti dari Sentani, Papua. (ton)


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di 

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry