Besi Menajamkan Besi

Rika Pardede, S.Pd.

“…yang paling kusoroti adalah agar mereka berani bermimpi…”

“Seolah-olah senyum itu bisa menjawab segalanya!” Rika Pardede memulai percakapan sore itu di halaman Future Center yang berumput. Awalnya mereka malu-malu, diam, tidak mau memberikan pendapat, hanya senyum. Tapi puji Tuhan, sekarang itu malah kita kewalahan karena setiap jumpa mereka selalu cerita banyak hal. “Kak, … tadi saya begini, tadi kami di sini”, lanjut Rika menceritakan perubahan anak-anak didiknya dari yang mulanya malu-malu kini menjadi anak-anak yang berani mengekspresikan diri.

Rika diutus ke desa Saureinu, satu desa di tepi aliran sungai di satu pulau kecil bernama Sipora, dalam gugusan kepulauan Mentawai di tengah Samudera Hindia. Tempat ini bisa dikatakan belum maju, mungkin karena terpisah jauh dari daratan induk Sumatera. Orang-orang masih hidup sederhana, petani-petani dan nelayan, mereka menggunakan perahu, dan hidup di antara kebun. “Banyak sekali  cerita yang menarik, tapi yang terpenting adalah aku dengan anak ini berproses bersama. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya,” sambung Rika menjelaskan.

“Tapi yang terpenting bagiku adalah mereka sudah mulai terbuka jadi kita bisa masuk gitu, maksudnya adalah apa yang mereka butuhkan yang bisa kutolong,” lanjut dara sarjana pendidikan jebolan Universitas Negeri Medan ini. Yang paling kusoroti adalah agar mereka berani bermimpi, tegasnya lagi.

Rika ingin mengajak banyak orang termasuk kita untuk mendukung anak-anak kepulauan ini untuk berani bermimpi, berani melihat keluar, tidak hanya Mentawai.  Menurutnya, anak-anak hanya tahu profesi guru, dokter, polisi, tentara. Padahal potensi mereka lebih dari itu, mereka bisa memilih yang lain, karena mereka punya bakat yang lain. Masalahnya kan tidak ada yang bisa membantu mereka untuk memunculkan bakat dan mengasah potensi.

Umpamanya ada anak-anak yang punya bakat menggambar, kalau ada orang yang punya keahlian dan bisa mengasah kemampuan desain anak itu, tentu kelak akan menjadi profesi buat mereka, katanya. Jadi,  kalau ada sarjana di luar sana yang memiliki kerinduan memunculkan bakat-bakat anak-anak di desa-desa seperti ini, tentu akan tertolong sekali bangsa ini. “Ada banyak anak-anak yang sebenarnya punya potensi hanya saja tangan saya cuma dua,” wajahnya terlihat gundah bercampur gelisah. saya berharap ada lebih banyak orang yang terbeban untuk memunculkan bakat-bakat anak-anak ini.

Menjelang sore itu riuh, Rika berada di antara anak-anak Future Center Saureinu, ia tengah bercerita dengan serunya, seolah membangkitkan semangat anak-anak seisi kelas itu. Di waktu yang lain ia juga rutin berjalan mengunjungi anak-anak remaja dari rumah ke rumah di desa terpencil itu. Anak-anak belajar bersama secara berkelompok, dan itu tempatnya berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Saya melihat desa ini seperti dihidupkan, semangat generasi penerus ini mulai menyala. Dan kobaran semangat mereka juga membakar seluruh masyarakat. Mereka kini sudah berani bermimpi.

Saya bertumbuh bersama-sama mereka, harapan saya adalah kebiasaan yang salah yang terlanjur membudaya itu berhenti.  Seumpama ada hal-hal di pemerintahan yang mungkin tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, saya berharap kelak mungkin mereka bisa masuk ke dalam pemerintahan dan merubah yang salah, dan menjadi pemimpin yang benar-benar cinta sama Tuhan.

Bukan kebetulan kalau salah satu core value PESAT adalah kerjasama tim, jadi kita bersama-sama membangun desa ini; saya memotivasi dan mereka yang akan mengerjakan-nya untuk desa ini, ibaratnya begitu.

Masyarakat desa Saureinu itu tergolong miskin, mereka hidup sederhana, tapi harapan mereka untuk anak-anak bisa sekolah dan kuliah itu besar. Mereka ada yang bekerja keras mendulang pasir dan batu untuk biaya anak sekolah, atau bertani, dan hasil kebun mereka disisihkan untuk biaya anak mereka sekolah. Orang-orang di sini sekarang sudah berani bermimpi dan punya cita-cita. Perubahan yang sangat berarti dibanding beberapa dekade silam, ketika banyak mereka tidak tamat SD, dan menikah.(toni)


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di https://bit.ly/DataSponsor-FC

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry