Membangun Anak, Masa Depan Gereja, Dan Bangsa

Oleh: Hans Geni Arthanto, M.A.

Mazmur 139: 13 “… sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.” Alkitab adalah kitab tentang anak. Kisah-kisah luar biasa tentang anak ada di dalamnya. Alkitab adalah acuan yang sangat akurat tentang masalah anak kita. Ada kurang lebih 3598 ayat yang berbicara tentang anak.

Anak tidak berdiri sendiri karena terkait dengan ayah, ibu, kehamilan, angkatan, dan generasi. Alkitab juga bicara belasan kisah tentang anak-anak. Ada kisah tentang anak yang taat tetapi ada juga anak yang tidak taat seperti kisah tentang anak bungsu yang terhilang. Ada anak yang hormat kepada orang tua dan ada juga anak yang tidak hormat kepada orang tua.

Hal ini dialami oleh Daud yang menderita akibat perlakuan anaknya yaitu Absalom. Contoh anak yang tidak setia dan berdosa adalah Hofni dan Pinehas, anak dari Imam Eli yang merampok semua bagian Tuhan dan jatuh dalam dosa perzinahan. Kesalahan terbesar dari Imam Eli adalah ia tidak pernah bertindak tegas kepada anak-anaknya sehingga hukuman Tuhan harus berlaku kepada dua anaknya.

Dalam Alkitab juga tercatat kisah tentang anak-anak yang dibunuh atau dibantai seperti zaman Musa. Hal ini juga terjadi pada jaman Yesus di mana semua anak yang berusia 2 tahun ke bawah harus dibunuh. Pembantaian anak terus terjadi sampai hari ini baik akibat konflik atau lewat aborsi.

Angka resmi 2 atau 3 tahun lalu tercatat 2,5 juta anak diaborsi setiap tahunnya. Pengguguran adalah istilah halus dari aborsi yang artinya sesungguhnya adalah pembunuhan. Fakta yang menyedihkan adalah banyak orang kristen juga melakukan hal ini. Beberapa orang hidupnya menjadi rusak setelah melakukan aborsi karena hidupnya berada di bawah kutuk.

Dari paparan ini dapat disimpulkan, bahwa Alkitab adalah kitab tentang anak. Kisah-kisah yang luar bisa tentang anak ada di dalam alkitab. Melihat hal ini maka tentu kita dituntut untuk memiliki yang serius kepada permasalahan anak. Mazmur 139 : 13 “… sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku menenun aku dalam kandungan ibuku.” Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa Allah sendiri yang membentuk seorang anak. Dalam Mazmur 139:16 dijelaskan bahwa dalam kitab Tuhan tertulis semuanya hari-hari yang akan dijalani.

Kebenaran ini menjelaskan ternyata ada kitab harian tentang hidup kita mulai dari kita selagi bakal anak dan tidak hanya tentang kelahiran dan kematian saja. Allah punya rencana yang spesial bagi seorang anak. Dalam Kejadian 1:26 dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Yang sama adalah karakter dan sifat-sifatnya. Serupa dan segambar dengan Dia, artinya adalah memiliki karakter menjadi seperti Kristus dan juga menjadi mahluk rohani. Anak-anak lebih mudah untuk dididik dan disiapkan karena seperti semen basah. Jika dibentuk dengan cetakan yang benar, maka akan menghasilkan anak yang cerdas secara mental dan spiritual.

Dalam Matius 1:17, dijelaskan kesimpulan dari silsilah Tuhan Yesus. Jumlah yang seharusnya ada 42, tetapi jika kita baca dan urutkan dari atas sampai ke bawah maka jumlahnya hanya 41. Jadi, sebenarnya masih ada generasi ke 42 yang ditunggu-tunggu oleh Tuhan. Tetapi pilihannya ada pada kita apakah generasi ini akan menjadi generasi yang hilang (lost generation) karena dirusak/direbut oleh iblis dan dunia yang berdosa ini, atau menjadi generasi masa depan gereja dan bangsa karena kita mempersiapkan, membentuk dan mendidik mereka menjadi alat anugerah Tuhan.

Anak adalah milik pusaka Tuhan yang diperhatikan dan dilindungi oleh Tuhan. Dalam Matius 18 Yesus berkata bahwa barangsiapa menyesatkan anak-anak maka lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Tuhan tahu bahwa anak adalah manusia tidak berdaya dan milik pusakaNya. Tuhan mau kita melayani anak-anak dengan segenap hati karena Dia punya perhatian yang sangat besar kepada anak-anak.

Anak seperti anak panah di tangan pahlawan, yang pertama anak panah itu harus lurus. Yang kedua harus kuat. Tuhan mau anak-anak yang dikaruniakan kepada kita entah itu anak kandung maupun anak-anak rohani kita menjadi anak yang lurus hidupnya dan kuat, baru dia bisa menjadi anak panah di tangan pahlawan. Orang tua, guru-guru di sekolah, pendeta, guru sekolah minggu, adalah para pahlawan yang mempunyai peran yang besar dalam membentuk anak.

Anak hidup dalam suatu konteks. Rumah, gereja, kerabat dan kebijakan pemerintah. Kehidupan di rumah akan mempengaruhi anak. Jika hubungan orang tua kurang harmonis maka akan mempengaruhi kejiwaan anak. Jika gereja tidak punya program pembinaan anak yang baik maka akan mempengaruhi pertumbuhan rohani anak. Kalau sekolah guru-gurunya tidak mempersiapkan pengajaran dengan baik dan memberikan teladan, maka akan mempengaruhi anak. Kerabat dan kebijakan pemerintah juga mempengaruhi anak. Anak tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, ada konteks lingkungan yang mempengaruhi dia. Selain dipengaruhi maka anak bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya misalnya orang tuanya, walaupun pengaruh anak kepada lingkungannya kadang-kadang bisa kecil dan besar.

Amsal 22:6, “… didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.” Mendidik berarti melatih, berasal dari akar kata bahasa Ibrani yang bicara tentang kar gusi. Pada jaman dahulu untuk menimbulkan rasa haus pada bayi, bidan-bidan di Israel mengambil cairan kurma lalu dioleskan dan dipijit pada gusi bayi sehingga menimbulkan rasa haus sehingga bayi mau minum susu. Jadi, sebenarnya pendidikan harus menimbulkan rasa haus pada anak sehingga anak ingin belajar. Pendidik harus mempunyai kreativitas sedemikian rupa sehingga menimbulkan kehausan untuk belajar.

Kedua pendidikan berbicara tentang tali kekang. Pendidikan bicara tentang tali kekang yang berfungsi mengarahkan anak supaya anak tidak pergi ke arah semaunya. Tetapi jika ada kendali, anak bisa diarahkan supaya tidak melangkah ke arah yang salah. Kedua, menurut jalan yang patut baginya. Artinya jalan yang patut menurut pandangan Tuhan. Anak perlu diajar, mana hal yang benar dan salah. Patut baginya juga berarti cocok bagi sang anak. Karena anak adalah pribadi yang unik. Anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Orang tua harus memahami perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh anak dan jangan membandingkan anak yang satu dengan yang lainnya.

Pada masa tuanya berarti bahwa waktu mendidik anak yang dilihat adalah waktu ke depan. Orang tua akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan bagi anak. Misi selalu bersifat progresif dan tidak statis. Sama seperti situasi orang tua mempersiapkan anak, maka misi gereja harus melihat ke depan. Anak adalah sekarang dan hari esok. Mempersiapkan gereja masa yang akan datang dengan mempersiapkan anak pada hari ini. Kalau kita hanya melihat hari ini kita lupa esok, maka kita hanya memikirkan apa yang ada sekarang lalu anak menjadi terlantar dan tersisih. Orang tua yang maju hari ini memikirkan anak lebih dari dirinya sendiri, kalau gereja ingin menjadi gereja yang kuat maka orang-orang di dalamnya harus menjadi orang-orang yang kuat. Orang yang kuat tidak dilahirkan tetapi dibentuk. Oleh sebab itu harus ada pengaderan untuk menyiapkan anak-anak menjadi calon-calon pemimpin masa depan. Dari masa kanak-kanak harus ditanam nilai-nilai kerajaan Allah, nilai kejujuran, nilai pengampunan, nilai mengasihi, nilai kesetiaan kepada Tuhan.


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di https://bit.ly/DataSponsor-FC

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry