Mimpi Keluar Blarang

Supaya para orang tua membolehkan anak-anak mereka untuk keluar dari desa dan bisa sekolah setinggi mungkin di luar sana,” ucap Lisanias Konsiati dari ruang kelas Taman Kanak-kanak PESAT yang dikelilingi kebun-kebun apel.

Dusun yang selalu dibekap dingin ini bernama Pronojiwo, bagian dari desa Blarang, Pasuruan, Jawa Timur di bagian barat jalur jalan mendaki menuju Gunung Bromo.

Masyarakatnya memerah susu sapi, menanam apel dan palawija, Lisa sudah melayani anak-anak Pronojiwo sejak 30 tahun lalu melalui TK Bina Putera Terpadu di desa Blarang, kecamatan Tutur.

“Dulu kami berjuang agar tradisi menikahkan anak-anak di usia belasan tahun itu tidak lagi dipraktikan masyarakat, mencoba mencerahkan pola pikir mereka melalui penyuluhan-penyuluhan parenting di kelas, atau nasehat-nasehat. Itu sudah berhasil. Tapi hari ini perjuangannya beda lagi,” terang Lisa.

Aku bersyukur karena akhirnya kita punya Future Center yang melanjutkan pelayanan Taman Kanak-kanak. Sekarang kami ingin anak-anak ini bisa diizinkan melanjutkan sekolah di luar desa, karena jenjang pendidikan lanjutan hanya ada di kota.

Kami sungguh berharap, agar anak-anak bisa membawa perubahan berarti bagi desa setelah mereka pulang dari bersekolah di kota. “Oh iya, kami tidak bahagia rasanya kalau anak-anak pulang hanya kemudian untuk melanjutkan pekerjaan orang tua mereka memerah susu sapi,” kata Lisa dengan wajah sedih.

Kami ingin agar pengetahuan mereka meningkat, bisa membuat fermentasi susu, keju, atau bahkan yogurt. Tentu ini akan meningkatkan taraf dan kualitas hidup mereka kelak, papar Lisa. Sungguh impian yang luar biasa bagi seorang guru Taman Kanak-kanak di pelosok.

“Saya bisa bertahan sampai saat ini tentunya karena kemurahan Tuhan untuk tetap melayani di TK Bina Putra,” tutur Lisa menambahkan, perjalanan pelayanan dan kehidupannya selama tiga puluh tahun ini tak bisa ia lupakan, melalui banyak tantangan dan rintangan, tapi kasihnya untuk desa ini membuatnya tetap setia untuk selalu ada di sana demi generasi-generasi Pronojiwo. Aku sudah memberi hatiku untuk desa ini, katanya lagi.

Bersama Lisanias, ada juga Ibu Guru Kemijah yang hampir selama itu pula mereka bahu membahu melayani.

“Saya ingin tetap terus melayani, demi anak-anak desa ini maju dan bertumbuh dalam kasih Tuhan,” turur Ibu Kemijah, wajahnya merona penuh belas kasih. Lisa dan Kemijah, tidak lagi muda, tapi mereka berdua tetap bersemangat jika berurusan dengan membangun generasi. TK Bina Putra dan Future Center kini diperkuat dengan pelayanan guru-guru muda yang diutus ke sana. Sekarang ada empat ibu guru, jadi enam dengan kami, katanya sukacita.

Dusun di lereng bukit ini bisu dibekap halimun gunung-gunung, buah-bual apel yang ranum memerah baru saja membuka mata ketika sinar matahari menyapa ranting-ranting penuh basah embun pagi. Kami melintasi desa indah ini dalam perjalanan waktu, menghantarkan generasi mereka ke masa depan.

“Kami berterima kasih untuk tangan Tuhan yang menyertai kami, menolong kami melalui hamba-hambanya, para Sahabat yang Tuhan gerakkan untuk mendukung pelayanan kami di desa ini,” Lisa dan Kemijah penuh syukur untuk penyertaan Tuhan. (dame/ton)


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di https://bit.ly/DataSponsor-FC

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry