Ketika Pengembara Berlabuh

“Orang Wana di hutan itu takut roh orang mati, jadi alasan mereka pindah rumah bukan karena ladang saja,” jelas Darma Makahube, ketua tim pelayanan PESAT untuk Suku Wana itu serius.

Suku Wana adalah suku pengembara, mereka hidup nomaden, berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya dalam luasnya belantara lembah dan gunung di Morowali, sudah begitu sejak dulu kala. Mereka juga menganut kebiasaan ladang berpindah. Mengubah pola kebiasaan ini, adalah hal yang hampir mustahil!

Sulit untuk mendata mereka, tim kami saja harus berjalan berkilo-kilo meter, naik-turun gunung dan lembah untuk mencari mereka sebelum bisa melayani dan membawa anak-anak mereka ke sekolah.

Kami harus membangun sebuah asrama, agar anak-anak bisa mudah pergi sekolah, sementara orang tua terus mengembara, posisi mereka terus berubah, dan hanya datang mengunjungi anak-anak mereka setiap akhir pekan saja. Belasan tahun kami tinggal di antara orang-orang suku terasing ini, mengikuti pergerakan mereka, selama itu pula kami berusaha mengembangkan kehidupan keluarga mereka, memberdayakan, pembangunan masyarakat, karena mereka tertinggal ratusan tahun dari peradaban modern kita. Bayangkan, perabot rumah tangga mereka semuanya dari bambu.  Mereka berjalan tanpa alas kaki. Setertinggal itu.

Perlahan kami memperkenalkan mereka dengan peradaban yang jauh lebih, bagaimana agar hidup lebih mudah dan lebih baik. Kami mengajarkan cara bertani yang benar, menanam tanaman komoditas yang hasilnya bisa dijual dan tidak dibarter seperti kebiasaan kuno mereka, yang akhirnya ini bisa menggerakkan roda ekonomi mereka.

“Kami mengajarkan mereka menanam tumbuhan nilam, lalu mengolah menjadi minyak nilam yang bisa dijual,” kata Darma. Dan kini usaha itu berhasil, aku melihatnya seperti mimpi belasan tahun yang menjadi kenyataan.

Mereka kini tinggal di satu lokasi layaknya sebuah desa di daerah-daerah lain yang sudah maju. Anak-anak mereka bisa terus bersekolah di sekolah yang PESAT dirikan, dan mereka kini sudah mengenal listrik, pembangkit kecil yang memanfaatkan aliran sungai kini menerangi rumah-rumah di “dusun” baru itu.

Pola pikirnya sudah semakin terbuka kini, generasi muda mereka pun sudah maju, anak-anak kecil yang kita temui di hutan belasan tahun lalu kini sudah tumbuh menjadi generasi baru Suku Wana yang maju. Sudah banyak anak-anak Wana yang bisa mengecap pendidikan, seratusan lebih telah mengecap pendidikan formal sampai ke bangku SMA, dan beberapa anak akhirnya berhasil menjadi sarjana.

“Semua ini tak terlepas dari kehendak Tuhan yang dikerjakan oleh tim PESAT,” ujar Kepala Desa Salubiro, Sofyan Panjo, S.Th.

“Kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kehidupan kami menjadi jauh lebih baik, anak-anak juga tumbuh baik,” kata Kana seorang Suku Wana, ia bersama 84 keluarga lainnya, jumlah mereka yang bermukim ada 380 jiwa.

Di dusun baru yang didirikan ini tentu kami berharap orang-orang nomaden ini akan tinggal menetap, berdomisili, bisa tercatat oleh negara dan bisa mengkases semua program-program layanan yang disediakan pemerintah, seperti kesehatan.

Kami akan terus berada di sini mendampingi mereka dari generasi ke generasi, kami ingin melihat dari Suku Wana lahir generasi yang baru, yang hidup. Saat ini ada 47 murid TK dan SD yang kami layani, meski di dusun baru ini kami berdoa agar terus bisa membawa anak-anak ini ke masa depan yang cemerlang. Tidak lagi tumbuh sebagai anak suku terasing, tapi sebagai bagian dari generasi yang maju. (ton)


* PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) adalah lembaga pelayanan Kristen interdenominasi yang sejak 1987 terpanggil untuk membangun dan meningkatkan harkat hidup masyarakat desa melalui pelayanan pendidikan.

*Future Center adalah program pembinaan anak usia 0 – 18 tahun yang bertujuan untuk memunculkan potensi seorang anak sepenuhnya dan mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sehingga ia menjadi sebagaimana yang Tuhan rencanakan.

Sponsori seorang anak desa di https://bit.ly/DataSponsor-FC

Saksikan kami di Channel YouTube: https://www.youtube.com/@PesatOrg/videos

WA: https://wa.me/6285101294002

Instagram: pesat_ministry